Back at Kibagabaga

Travelling back to Rwanda with Lifebox for refresher training on the checklist and pulse oximeters, I have to confess that I was looking forwarding to revisiting one place more than any other. Sadly…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Saya Perempuan dan Butuh Perempuan

Bukankah seharusnya sesama perempuan saling menguatkan? Bukan malah mematahkan satu sama lain. Sesama perempuan seringkali saling menindas. Yang menindas merasa seakan yang paling benar tanpa punya celah untuk salah dan yang ditindas merasa seakan tak berbuat kesalahan tapi tidak merasa paling benar. Orang-orang yang merasa tertindas bisa saja terlihat diam dalam hal perbuatan tapi tidak sedikit dari mereka berkoar lebih lantang dalam pikirannya sendiri. Pikiran yang nantinya akan terefleksi melalui tulisan atau juga perbuatan yang tidak disadarinya. Saya adalah perempuan. Ibu saya juga seorang perempuan. Saya sangat membutuhkannya walaupun saya tahu tingkat kebutuhan kami jelas berbeda tapi, saya tetap dan selalu butuh dia. Perempuan yang selalu menguatkan saya jika perempuan lain dengan kuatnya mencoba menjatuhkan saya dengan segala cara. Perempuan yang tanpa ia sadari telah mengajarkan saya untuk tidak membalas hal buruk yang dilakukan perempuan lain terhadap saya. Perempuan yang lumayan sering meneteskan air matanya karena hal yang saya anggap sepeleh-saya tahu baginya adalah hal yang pantas untuk ditangiskan.Perempuan penyabar yang sadar bahwa dirinya lebih banyak berkoar daripada berkabar pada orang lain, tanpa terkecuali saya sebagai anak perempuannya. Perempuan yang tertawa ketika saya bercerita tentang segala hal menyenangkan, menurut saya . Perempuan yang selalu mencoba menenangkan saya ketika saya bercerita tentang kegelisahan dalam diri ini. Perempuan yang juga merasa dongkol ketika saya bercerita tentang perempuan lain yang seakan iri pada apa yang telah dan belum saya capai, padahal saya sendiri merasa tak punya sesuatu yang istimewa untuk dibanggakan ke sesama perempuan di luar sana. Saya merasa jika mereka lebih dari segala hal dibandingkan saya. Tetapi mereka merasa sebaliknya. Ya, itu hak mereka. Saya dan mereka sama-sama memiliki hak. Mereka berhak menganggap saya sampah. Saya juga berhak menganggap mereka tong sampahnya.

Add a comment

Related posts:

The Ides of March

COVID technically ended for me early in March, but some of the weakness and brain fog are still lingering two weeks later. Here are the writings (including this one) that I posted during the first 15…

Joy

What is joy and how do we live it out? Joy is a great feeling of happiness. Joy is a universal language. No matter the language or the culture everyone knows and understands joy. Joy is being happy…