The Benefits of Cloud Computing for Small Businesses

Small businesses often have limited resources and face numerous challenges to compete with larger enterprises. Fortunately, cloud computing offers a variety of benefits that can help small businesses…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Film Inside Out

Tentang Film:

Inside Out adalah produk film dari Pixar milik Disney yang dirilis pada tahun 2015. Film animasi “Inside Out” ditulis dan disutradarai oleh Pete Docter. Ia menulis kisah ini bersama dengan Ronaldo De Carmen. Pete Docter juga yang menulis cerita film Up (2009) dan the upcoming Toy Story 4 yang merupakan produk dari Pixar. Pengisi suara dari tokoh Riley adalah Kaitlyn Dias, sedangkan pengisi suara kelima emosinya ialah Amy Poehler sebagai Joy, Phyllis Smith sebagai Sadness, Bill Hader sebagai Fear, Lewis Black sebagai Anger dan Mindy Kaling sebagai Disgust.

Sinopsis:

Dikisahkan seorang gadis bernama Riley (11 tahun) memiliki 5 emosi di dalam tubuhnya semenjak dilahirkan. Kelima emosi itu adalah Joy (bahagia), Fear (takut), Anger (marah), Disgust (jijik), dan Sadness (sedih). Emosi tersebut tinggal dan bekerja di sebuah tempat yang disebut Headquarters. Masing-masing menekan tombol demi tombol untuk mengatur emosi yang ditampilkan oleh Riley.

Berbagai karakter dalam film Inside Out

Sejak Riley lahir hingga umur 11 tahun itu, terdapat banyak sekali kenangan (semua emosi) dan 5 kenangan inti yang membentuk ruang-ruang pengendali besar. Namun, saat Riley dan orang tuanya pindah ke San Fransisco, karena pekerjaan sang ayah. Ini berarti Riley harus meninggalkan semua yang disayanginya dan mencoba untuk beradaptasi dengan hal baru.

Inside Out

Namun, sebuah kejadian membuat Joy dan Sadness keluar dari Headquarters. Joy dan Sadness tersedot ke dalam mesin yang biasanya mentransfer memory Riley ke pusat kenangan. Ini berarti perasaan Riley hanya dikendalikan oleh Anger, Fear, dan Disgust. Tanpa kehadiran Joy, satu per satu pulau tersebut menjadi hancur, sebagai perwujudan tidak berartinya hal penting tersebut. Sebelum kelimanya hancur, Joy mau tidak mau harus bekerjasama dengan Sadness untuk kembali ke Headquarters.

Inside Out

Review:

Film Inside Out adalah film yang menceritakan tentang “perasaan”. Terutama rasa senang dan rasa sedih. Pemikiran dari Pete Docter untuk menggambarkan emosi manusia tertuang dengan sangat baik. Emosi pertama yang lahir dalam diri Riley adalah Joy, kebahagiaan melihat kedua orang tua Riley yang juga merasakan kebahagiaan karena kelahirannya. Disusul dengan Sadness, sebagaimana seorang bayi yang suka tiba-tiba saja menangis. Kemudian seiring bertambahnya usia Riley, emosi-emosi lainnya pun mulai muncul, dan masing-masing mengambil alih pusat kendali pikiran Riley di saat-saat yang cocok. Setelah itu, emosi-emosi lain muncul menurut kondisi yang terjadi. Misalnya saja saat mendekati kabel yang melintasi ruangan, Fear akan mengambil alih dan menebarkan ketakutan, hingga mampu melewatinya dengan baik. Begitu juga saat merengek ke orang tuanya, Anger akan mengambil alih pusat emosi tersebut. Dan saat diberi brokoli, maka Disgust akan muncul. Hal ini adalah ide yang unik dan dapat menarik perhatian pada awal cerita film.

Skenario film ini dapat diterima oleh pemikiran penonton tentang penggambaran yang jujur atas perasaan manusia. Khususnya masa- masa pra pubertas, seperti seorang manusia saat mengalami pergolakan batin dan perubahan perilaku yang kemudian nantinya akan membentuk kepribadiannya hingga dewasa. Hal ini dapat menjawab kebingungan manusia tentang cara kerja pusat pengendalian emosi yang rumit di dalam kepala dengan imajinasi sederhana. Penggambaran cara pandang seorang anak kecil yang melihat sebuah kejadian hanya dari satu sisi, dan bedanya dengan orang dewasa yang bisa melihat segala sesuatu dari berbagai sisi diwujudkan dengan penggambaran warna bola- bola memory Riley. Kita diajak untuk memahami cara pikir kita. Bahwa semua hal, baik itu menyedihkan, menyenangkan, menakutkan, menjijikkan, menyebalkan — sama pentingnya untuk membentuk kita sebagai pribadi yang utuh.

Film ini memang penuh dengan warna-warni dan desain karakter jenaka yang pastinya disukai oleh anak-anak. Teknik animasi yang ditampilkan sangat baik, rapi, dan memiliki ciri khas Pixar. Negeri pikiran Riley ditampilkan dengan memiliki pewarnaan yang sesuai. Pemilihan tone juga sangat menarik danbaik untuk dunia realita maupun dunia di pikiran Riley. Tone gelap dipilih untuk menggambarkan San Fransisco, sementara untuk Minnesota, dipilih tone yang lebih colourful untuk mewakili perasaan Riley. Dan sama halnya dengan film- film Pixar lainnya, film ini juga dibuka dengan short movie Lava (sleng dari “Lover”) yang begitu indah dan mampu membuat hati kita tersentuh.

Film “Inside Out” sangat kaya akan nilai-nilai kekeluargaan. Sehingga cocok untuk ditonton bersama anak-anak, remaja, ataupun orangtua untuk lebih memahami karakter si buah hati. Film ini sebenarnya lebih kaya akan nilai-nilai tentang kedewasaan, transisi, dan kompleksitas emosi — termasuk dengan penggunaan gambar gaya realis dan shaky camera di adegan-adegan “dunia nyata”, yang membuat orang-orang dewasa mengingat masa pertumbuhan anak-anak sekitarnya, atau pertumbuhan dirinya sendiri.

Pesan Moral:

Kesedihan tidak boleh diabaikan, dia merupakan bagian penting dalam emosi setiap orang. Kita memang seringkali berusaha mencari, mencari dan mencari kebahagiaan dan menghindari kesedihan, luka dan apalah namanya. Tapi sebenarnya kesedihan itu memegang peran penting Tanpa disadari manusia bahwa perasaan sedih, atau air mata, adalah sebuah karunia dari Tuhan. Manusia banyak menghindari hal tersebut di dunia nyata,

Semua perasaan itu adalah anugerah dari Tuhan, dan hanya merasakan senang, tanpa merasa sedih, tidak menjadikan kita menjadi seorang manusia yang lebih baik. Terkadang kita memerlukan rasa sedih juga. Bahkan sebuah kenangan indah bisa menjadi sebuah memoy yang menyedihkan, tanpa menjadikan kita sebagai seorang pemurung. Seorang anak yang sudah ditinggal oleh orangtuanya akan merasa sedih ketika mengingat dirinya saat kecil bermain dengan orangtuanya. Dan itu bukanlah hal negatif. Justru sebaliknya, itu adalah hal positif. Karena dengan seperti itu, meskipun sudah tidak bisa bertemu, namun rasa antara dirinya dan orangtuanya yang sudah tiada akan lebih kuat.

Add a comment

Related posts:

Kill your darlings

And thanks to my big sister’s influence, I listened to pop records and artists that made my childhood and teen years sufferable. As the years passed, I became interested in all kinds of music and…

Winning the third place in Challenge for Innovation and got the seed capital

It was a great experience to participate in the Challenge for Innovation program from the 17th to 28th of November 2016, organized by the Science and Innovation Park at UAE University. More than 100…

Try Audible Premium Plus and Get Up to Two Free Audiobooks

Audible is a membership service that provides customers with the world’s largest selection of audiobooks as well as podcasts, exclusive originals and more. Your Audible membership is free for 30…